ilustrasi
Kini, muncul teori baru tentang perahu itu; tak berbentuk lebar memanjang seperti layaknya perahu, melainkan bulat. Selain itu, juga tak terbuat dari kayu, melainkan dari alang-alang.
Klaim ini muncul setelah ilmuwan berhasil memecahkan teka-teki sebuah benda persegi dari tanah liat yang diyakini berusia 4.000 tahun dari zaman Mesopotamia kuno. Benda persegi itu ditemukan seseorang selama Perang Dunia II di Irak, sebelum kemudian disimpan di sebuah museum di London.
Irving Finkel, kurator yang bertanggung jawab atas tablet tanah liat runcing itu di British Museum itu, menyatakan perahu Nuh kemungkinan terbuat dari ilalang dan aspal. Hal ini terungkap dalam teks yang terdapat dalam tanah liat itu.
Atram-Hasis, raja Sumeria yang diyakini adalah Nuh, diperintah untuk membakar rumah dan membuat perahu demi menyelamatkan diri dari banjir besar.
Teks dengan huruf Babilonia kuno ini menggambarkan bagaimana membangun bahtera dengan diameter 220 kaki, atau sekitar 67 meter dengan tinggi dinding 20 kaki, atau setara 6,09 meter.
Menurut teks yang terdapat dalam tanah liat itu, bahtera Nuh memiliki dua tingkat dan atap di atas. Dalam teks 60 baris ini, yang digambarkan Dr Finkel sebagai 'panduan konstruksi rinci untuk membangun sebuah bahtera', perahu dibuat dengan menyatukan alang-alang dengan menggunakan tali, sebelum kemudian diolesi dengan aspal untuk membuatnya tahan air.
Tablet ini dipamerkan di British Museum mulai hari ini. Ilmuwan akan merekonstruksi pembuatan perahu sesuai petunjuk di dalamnya, untuk melihat apakah bahtera itu benar-benar bisa berlayar.
Terimaksih telah bertamu di blog saya, jika kamu punya pertanyan terkait masalah artikel di atas silahkan tulis pertanyaan kamu di bawah kotak komentar yang telah di sediahkan.
Sumber : http://www.apakabardunia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar