Menurut ahli sejarah Mesir Kuno dari American University di kairo, Salima Ikram, cara penguburan yang tidak biasa dari Raja Tutankhamun atau dikenal sebagai Raja Tut adalah upaya untuk membuatnya tampil sebagai Osiris, dewa maut atau akhirat.
"Juga merupakan upaya untuk melawan Raja Akhenaten yang merupakan Ayah dari Raja Tutankhamun, yang mendirikan sebuah agama monoteistik dari memuja banyak dewa menjadi satu dewa," kata Ikram, dilansir laman Independent.
Dia menambahkan, Raja Tut tidak setuju dengan agama baru ayahnya. Raja Tut dinobatkan menjadi Firaun di usia 10 tahun pada 1333 Sebelum Masehi (SM). Dia langsung memerintah selama sembilan tahun di masa-masa penting dalam sejarah Mesir Kuno, sebelum meninggal pada umur 19 tahun.
"Di masa pemerintahannya, Raja Tut melakukan perubahan dengan kembali ke agama Mesir sebelumnya yang menyembah berbagai dewa," ujar Ikram.
Ikram juga menyampaikan, penis yang sedang ereksi itu menunjukkan bahwa Raja Tut adalah seorang Osiris. Karena, sejauh ini belum pernah ditemukan mumi dengan kondisi seperti itu.
"Temuan ini diperkuat dengan temuan mumi Raja Tut yang dipenuhi dengan minyak berwarna hitam. Kondisi balutan tubuh berwarna hitam itu menggambarkan bahwa dirinya adalah Osiris si penguasa Mesir kuno," jelas Ikram.
Bukan hanya Ikram yang menyatakan Raja Tut adalah sebagai Osiris. Ahli sejarah Mesir kuno lainnya, Howard Carter, yang pertama kali menemukan makam Raja Tut, juga berpendapat bahwa Raja Tut adalah sosok Osiris.
"Raja Tut memang ditampilkan sebagai Osiris. Itu diketahui dari bentuk makamnya," ujar Ikram. Hasil rinci dari penelitian ini telah diterbitkan di Jurnal Etudes et Travaux.
Terimaksih telah bertamu di blog saya, jika kamu punya pertanyan terkait masalah artikel di atas silahkan tulis pertanyaan kamu di bawah kotak komentar yang telah di sediahkan.
Sumber : http://www.apakabardunia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar